Selasa, 12 Juni 2012

PENGANTAR PENDIDIKAN
EMOSI DAN PERKEMBANGAN ANAK
Dosen Pembimbing
Dra. Hj Diah Puji Nali Brata M.si
Disusun Oleh
ARIF HASBULLAH
NIM : 117825
PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
JOMBANG
2012

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi ALLAH, Tuhan semesta alam. Dialah pemberi karunia dan hidayahNYA kepada kita sehingga kita mempunyai kemampuan berpikir yang baik. Guna melengkapi tugas mandiri mata kuliah Pengantar Pendidikan maka penulis mengambil tema “ emosi dan perkembangan anak “ karena menarik untuk dibahas.

Makalah ini memuat tentang masalah perkembangan emosi anak , pengaruh emosi terhadap perilaku dan perubahan fisik ketika anak dalam emosi, gejala stres dan depresi anak , pola pengasuhan orang yang yang depresi serta pembahasan kasus dengan UU Sisdiknas sehingga makalah ini diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada orang tua atau guru sebagai pendidik.sehingga kita menyadari akan pentingnya pendidikan anak yang baik, berkarakter dan bermakna serta yang lebih penting adalah kita sebagai pendidik bias memberikan contoh atau teladan yang baik terhadap generasi muda kita. Mengingat segala kelemahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini , pembaca diharapkan memberikan kritik dan saran guna membuat makalah yang lebih baik dan benar

JOMBANG, 5 MEI

PENULIS

HALAMAN JUDUL
            KATA PENGANTAR
            DAFTAR ISI
                        BAB I PENDAHULAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
B.     RUMUSAN MASALAH
C.     TUJUAN PENULISAN MAKALAH
                        BAB II PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN PENGEMBANGAN EMOSI
B.     PENGARUH EMOSI TERHADAP PRILAKU ANAK
C.     GEJALA – GEJALA EMOSI DAN STRES ANAK
D.    DAMPAK POLA ASUH ORANG TUA YANG DEPRESI
E.     ANALISI KASUS
                        BAB III PENUTUP
A.    KESIMPULAN
B.     SARAN
                        LAMPIRAN
A.    OUTLINE MAKALAH
B.     ARTIKEL
            DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Seringkali kita melihat di lingkungan kita banyak terjadi kesalahan cara mendidik anak sehingga ini berdampak dalam perkembangan anak. Apalagi jika anak tumbuh di lingkungan perkampungan padat penduduk, tentu pengaruh negarif lebih mendominasi dari sikap anak tersebut. Untu iu kita harus mengerti pendidikan yang baik untuk anak. Mengacu pada UU Sisdiknas tahun 2003 tentang arti pendidkan yaitu pendidikan adalah usaha sadar dan teencana untuk mwujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didk aktif mengembangkan potensi didirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian , kecerdasan akhlak mulia serta ketrampilan yang diperluan dirinya , masyarakat, bangsa, dan negara.
Kita tahu bahwa anak bukanlah gelas kosong tapi perlu dicermati bahwa kondisi lingkungan negarif yang terus menerus ada di hadapan mereka secara langsung tidak langsung dapat  terekam di otak mereka. Sehingga itu dapat merusak perkembangan dan pendidikan anak. lni terjadi akibat dari minimnya kesadaran pada orang tua atau pendidik. Karena pendidik adalah faktor penting dalam pendidkan  anak.
Betapa besar pengaruh pendidikan yang diperoleh seseorang terhadap tingkah lakunya. Pendidikan mengenai  kebijakan akan mendorong seseorang untuk berbuat baik kepada orang lain. Begitu pula sebaliknya , jika seseorang mendapatkan ajakan tentang keburukan , maka sebagian besar akan menjadi buruk dalam tingkah lakunya. Maka dalam pendidikan, seorang guru tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan potensi namun juga dituntut untuk dapat membentuk kepribadian pada peserta didik. ( Arif Rohman, 2006 : 107 )
Jhon locke menyatakan bahwa ketika bayi dilahirkan, kondisinya tabula rasa atau seperti kertas kosong yang bersih. Pikiran anak merupakan hasil dari pengalaman dan proses belajar yang dipeoleh melalui indera membentuk menusia menjadi individu yang unik
Peran orang tua dalan perkembangn anak sanga dominan karena orang tua harus bertanggung jawab pada anaknya dengan cara ;
a.       Mengajari anak tentang kendali diri serta rasa rasionalisme.
b.      Merancang , memilihkan dam menentukan lingkungan serta pengalaman yang sesuai sejak dilahirkan.
Menurut Depkes ( USDHHS, 2004 ) 8 Dari 10 kasus kekerasan atau penelantaran anak, pelakunya adalah orang  tua anak, khususnya ibu. Perlakuan buruk oleh orang tua pada anak merupakan gejala dari adanya gangguan ekstrim pengasuh anak, yang biasanya diperburuk oleh permasalahan keluarga lainnya seperti kemiskinan , kurangnya pendidikan dan perilaku anti social. Anak yang mengalami kekerasan dan penelanaran , jumlahnya luar biasa banyak di keluarga miskin dengan banyak anggota  dan keluarga tunggal atau single parent   yang cenderung hidup dalam suasana penuh stress dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan anak – anaknya. Akan tetapi tidak bisa disimpulkan kemiskinan menyebabkan perlakuan buruk pada anak. Meskipun sebagian kasus penelantaran terjadi pada keluarga sangat miskin, sebaian besar orang tua berpendapatan rendah tidak menelantarkan anak meraka.
Untuk itu sangat menarik untuk dibahas isi dari makalah ini. Dan penulis pun akan memberikan kasus tentang perkembangan pendidikan anak  atau perserta didik  serta penulis akan mengupas kasus tersebut dengan UU Sisdiknas 2003.



B.     Rumusan masalah

1.      Apa pengertian dari perkembangan emosi anak ?
2.      Apa  pengaruh emosi  bagi perilaku dan perubahan fisik  pada anak ?
3.      Apa dampak stress dan depresi anak ?
4.      Apa dampak dari pola pengasuhan orang tua yang depresi terhadap anak ?
5.      Bagaimana analisis kasusnya ? 

C.     Tujuan

1.      Untuk mengetahui pengertian perkembangan emosi anak.
2.      Untuk mengetahui pengaruh emosi bagi perilaku dan perubahan fisik pada anak.
3.      Untuk mengetahui dampak stress dan depresi anak.
4.      Untuk mengetahui dampak pola pengasuhan orang tua yang depresi  terhadap anak.
5.      Untuk mengetahui analisis kasusnya.








BAB I
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN PENGEMBANGAN EMOSI
Emosi merupakan perasaan – perasaan yang dipengaruhi warna afektif. Warna afektif adalah perasaan senang atau sadih yang selalu menyertai perbuatan – perbuatan kita sahari – hari. Perkembangan  emosi anak adalah perubahan – perubahan yang dialami anak – anak ketika mendapatkan warna afektif dan anak dapat menanggapi hal tersebut dengan respon yang baik.
Studi mengenai emosi sat ini seharusnya tidak mengesampingkan pendapat Daniel Goleman. Melalui bukunya “ emotional intelligence “ , Goleman berpendapat bahwa unsur emosi merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan hidup seorang anak.
Menurut Goleman, kecerdasan emos muncul misalnya seperti ;
Ø  Kemampuan anak  mengenai emosinya.
Ø  Kemampuan mengelola suasana hati.
Ø  Kemampuan mengenali potensi diri.
Ø  Kemampuan unuk mengendalikan nafsu.
Ø  Kemampuan membangun dan mempertahankan hubungan deangn orang lain.

Aspek emosi mengalami perkembangan yang signifikan pada periode anak. Seiiring perkembangn usia, kemampuan anak unuk mengenali emosinya sendiri semakin berkembang. Anak – anak semakin menyadari tentang perasaan sendiri dan perasaan orang lain. Anak – anak juga semakin mampu mengatur ekspresi emosi dalam situasi social dan mampu mereaksi kondisi stress yang dialami orang lain.
 Menurut Papalia et.al. ( 2004 ) pada usia 7 atau 8 tahun, rasa malu dan kebanggan yang tergantung pada kesadaran terhadap akibat tindakan mereka akan mempengaruhi pendapat mereka tentang diri mereka sendiri. Pada periode kanak – kanak lanjut, anak akan lebih empatis dan perilaku menolong semakin berkembang. Anak – anak akan juga belajar cara mengontrol emosi negative mereka.
Dan ingatlah bahwa peserta didik adalah manusia yang sepenuhnya memilki HMM ( harkat dan martabat manusia ) dengan segenap kandungannya. Peserta didik dengan harkat dan martabat manusia-nya perlu dikembangkan melalui pendidikan. Dengan kata lain, pendidikanlah yang mengembangkan HMM peserta didik sehingga peserta didik menjadi apa yang disebut manusia yang seutuhnya.         ( prof. Dr. Prayitno, 2009 : 43 )
  
Sehingga pendidikan untuk anak harus tepat agar tidak terjadi kesalahan yang berakibat terganggunya system perkembangan emosi anak karena anak adalah investasi masa depan anda. Pendidikan yang layak akan membangun karakter diri anak dengan baik.


B.     PENGARUH EMOSI TERHADAP PERILAKU DAN PERUBAHAN FISIK ANAK
Dalam pengertian daiatas telah kita ketahui bahwa emosi dipengaruhi warna afektif. Pengaruh emosi anak terhadap perilakunya bisa diketahui dari ;
ü  Memperkuat semangat bila anak merasa  senang atau puas dengan hasil yang dicapai.
ü  Melemahkan semangat bila ada rasa kecewa, gagal dan merasa frustasi
ü  Menggangu konsentrasi belajar bila dalam ketegangan emosi dan dapat menimbulkan rasa gugup dan gagap dalam berbicara.
ü  Terganggunya penyesuaian sosial bila terjadi rasa cemburu dan iri hati.
ü  Suasana emosional yang dialami anak samasa kecil akan mempengaruhui sikapnya dikemudian hari baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap  orang lain.
Sedangkan perubahan emosi terhadap perubahan fisik anak dapat diketahui malalui table dibawah ini.

Jenis emosi
Perubahan emosi
1.      Terpesona
2.      Marah
3.      Terkejut
4.      Kecewa
5.      Sakit / marah
6.      Tegang
7.      Takut
8.      Tegang
1.      Reaksi elektris pada kulit.
2.      Peredaran darah menjadi cepat.
3.      Denyut jantung bertambah cepat.
4.      Bernapas panjang.
5.      Pupil mata melebar.
6.      Air liur mongering.
7.      Bulu roma berdiri.
8.      Terganggunya pencernaan.


Dan jika kita membandingkan karakteristik emosi pada anak dan orang dewasa bisa kita ketahui dari tabel dibawah ini.
Emosi anak
Emosi orang dewasa
1.      Berlangsung singkat dan tiba – tiba.
2.      Terlihat lebih kuat
3.      Bersifat sementara
4.      Lebih sering terjadi.
5.      Dapat diketahui dengan jelas dari perilakunya.
1.      Berlangsung lama dan berakhir lambat
2.      Tidak terlihat kuat
3.      Lebih mendalam dan lam
4.      Jarang terjadi
5.      Sulit diketahui karena pandai menyembunyikan
 

C.     GEJALA STRESS DAN DEPRESI PADA ANAK
Arnold ( 1990 ) menyatakan saat ini banyak ditemukan orang tua yang mempercepat proses pertumbuhan anak deangn memperlakukananak seperti  orang dewasa dan membebani mereka deangn beban hidup orang dewasa. Tentu ini dapat menyebabkan anak dapat sters dan depresi karena masa anak –anak adalah masa bermain dan belajar bukan seperti yang pernyataan Arnold sebelumya.
Seorang anak akan semakin tersksa jika orang tua selalu memaksakan kehendak orang tua mereka. Ini semakin berbahaya jika orang tua memaksa dengan menggunakan  kekerasan seperti memukul dan mencubit. Pada akhirnya anak akan stress dan deparesi. Stress dan depresi itu seperti ;
·         Kemunduran perilaku seperi mengompoldi tempat tidurnya, menggigit jari dan lain – lain.
·         Menarik diri dari lingkungan denagn sebab tidak jelas dan tidak mau berbicara atau lebih sering mururng.
·         Kehilangan motivasi ankemampuan konsentrasi saat pelajaran disekolah berkurang.
·         Terjadi perubahan perilaku yang sangat terliat.
·         Nafsu makan menurun dantiur tidak nyenyak.
·         Mudah tersinggung dengan alasan tidak jelas.
·         Keluhan fisik seperi sakit perut dan sakit kepala.
·         Bermasalah dalam berhubungan deang teman sebaya.
Jelas pada gejala – gejala yang ditimbulkan dari anak yang depresi anagt mencemaskan karena ini mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak yang benar. Dan jika kita tidak melakukan tindakan preventif terhadap hal tersebut maka kita sebagai pendidik gagal memberikan pendidikan yang baik serta kita gagal dalam memberikan tanggung jawab kepada anak.




D.    Dampak dari pola pengasuhan orang tua yang depresi
Saat ini di Indonesia banyak ditemukan kasus penganiayaan anak yang dilakukan oleh ibunya sendiri. Setelah ditelusuri, banyak diantara kasus – kasus tersebut dilatarbelakangi oleh kondisi ibu yang depresi. Sebagian dari ibu yang depresi akibat dari kemampuan ekonomi yang lemah dan faktor pendidkan orang tua yang minim. Ini dibuktikan dengan banyaknya berita – berita di televisi yang menayangkan kesalahn – kesalahn orang tua dalam mendidik anak – anak mereka.
Candian Paediatric Society dalam position statementnya menyatakan bahwa kondisi ibu yang depresi merupakan faktor resiko bagi perkembangan sosio – emosi dan kognisi anak. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kondisi ibu yang depresi ini bagi anak – anak usia sekolah memberikan pengaruh anak pada aspek ;
1.      Perkembangan Perilaku
                        Anak – anak yang dibesarkan oleh ibu yang depresi menunjukkan adaptasi yang tidak tepat. Mereka juga memilki reiko tinggi mengalami gangguan psikologi seperti gangguan afeksi ( terutama depresi ) kecemasan dan gangguan perilaku sosial. Adapatasi adalah cara nak menangani informasi baru ddeangan mempertimbangkan informasi yang telah diketahui. Adaptasi melalui 2 proses yang saling melengkapi yaitu :
Ø  Asimilasi adalah mengambil informasi baru dan memasukkannya ke struktur kognisi yang telah ada.
Ø  Akomodasi adalah menyesuiakan struktur kognisi diri anak yang bersangkutan agar cocok dengan informasi tersebut.

2.      Perkembangan Akademis
                        Beberapa ahli mengemukakan bahwa terdapat kaitan antara munculnya gangguan ADHD ( attantion dificits hiperactivy disorder ) pada anak dengan kesehatan  mental ibu. Anak – anak yang tumbuh dalam keluarga deangn ibu yang depresi juga ditemukan mengalami kondisi sebagai berikut.
·         Memilki skor IQ yang lebih rendah.
·         Bermasalah dalam pemusatan perhatian.
·         Kesulitan dalam hal matematis.
·         Lebih sering membutuhkan proses pendidikan yang khusus.




E.     Analisis Kasus

PESERTA DIDIK

Jawa Pos Senin 16 April 2012

Tulungagung-Sejumlah anak – anak playgrup dan TK Citra Puri school, tulungagung, kemarin ( 15/4 ) ketakutan. Sebab mereka diusir dari pendapa Tulungagung oleh kepla badan lingkungan hidup ( BLH ) Tulungagung Winarto. Itu terjadi  ketila anak- anak sedang istirahat dan ingin mngenal lingkungan pendopo sekitar pukul 09.00. terpaksa anak –anak tersebut bersama wali murid pindah  ke alun – alun taman Wicitra Kisuma setelah kegiatan aksi sosial peduli bencana Aceh.

Kegaiatan tersebut merupakan rangkaian peringatan Hari Kartini yang dilaksanakan sekolah yang beralamatkan di jalan Mayor Sujadi 100 E Jepun, Tulungagung itu. Sikap protes dan marah tersebut terlihat saat Winarto usai berlatih tenis di lapangan di samping pendopo. Tiba – tiba pria yang masih mengenakan pakaian olah raga tersebut menghampiri kumpulan anak – anak TK tersebut. Beliau berteriak marah – marah dan mmprotes aksi sosial yang dilakukan anak –anak TK tersebut. “ siapa yang mengajarkan anak – anak meminta – minta ? “ ucapnya dengan nada tinggi sambil mencari – carikan sesuatu.
Spontan, wajah anak –anak yang sebelumnya sangat senang dengan  aksi kegiatan sosial dengan cara membagi – bagikan permen kepada masyarakat untuk ditukar koin tersebut menjadi ketakutan. Ketika Radar Tulungagung ( Jawa Pos Group ) mengkonfirmasi kejadian pengusiran tersebut , Winarto mengatakan , aksi sosial dengan meminta – minta tidak boleh dilakukan di Pendopo. “ anak – anak kok malah diajarkan untuk meminta, seharusnya dijarkan memberi bukan meminta.jangan dilakukan disini, ‘ ujarnya saat dikonfirmasi tanpa mengetahui aksi sosial yang sebenarnya dilakukan anak – anak TK tersebut.


F.      Analisi Kasus
Tabel Analisis Kasus

Teori
Fakta
Hasil
1.       
Pasal 7 ayat 2 tentang hak dan kewajiban orang tua memberikan pendidikan dasar.
Peran serta orang tua dalam kasus ini benar karena orang tua berusaha menanmkan nilai pendidikan dasar pada anak.
Hal ini sesui dengan UU Sisdiknas yang ada dan para orang tua telah melakukan kewajibannya kepada anaknya.
2.       
Pasal 12 ayat 1 b tentang peserta didik yang mendapatkan pelayanan pendidikan .
Pelayanan pendidikan untuk siswa TK dari sekolah sangat baik namun sedikit mendapatkan respon yang negatif.
Jelas ini sesuai dengan UU Sisdiknas yang mengamanatkan pelayanan  pendidikan yang baik.
3.       
Pasal 54 ayat 1 tentang peran serta masyarakat dalam penyelenggaran pendidikan.
Fakta sebenarnya adalah ada masyarakat yang pro dan kontra dengan kasus ini.
Penyelenggran pendidikan yang dilakukan masyarakat kurang berjalan maksimal karena minimnya komunikasi antara\ komponen pendidikan.
4.       
Pasal 39 ayat 2 tentang pendidik bertugas melaksanakan proses pembelajaran, pembimbingan dan pelatihan.
Hal ini memang dilakuakan oleh guru Citra Puri school dengan memberikan pembelajaran berupa berupa pembimbingan
Antara teori dan fakta menunjukakan korelasi yang baik.
5.       
Pasal 40 ayat 2 a dan c tentang kewajiban pendidik memberikan pendidikan yang bermakna dan teladan yang baik kepada peserta didiknya.
Citra puri school telah memberikan pendidikan yang bermakna dan telah memberikan teladan yang baik kepada anak didik mereka.
Sesuai dengan UU Sisdiknas karena itu telah dibuktikan

                       
Keterangan
1.      Analisis pasal dengan kasus  yang pertama diperoleh fakta yang sesuai dengan teori karena pada teori telah dijelaskan bahwa orang tua mempunyai kewajiban kepada anaknya untuk memberikan pendidkan yang baik.
2.      Dari analisis yang kedua yaitu peserta didik berhak mendapatkan pelayanan pendidikan yang baik namun ada sedikit respon negatif dari masyarakat yang kurang mengerti tata cara memperlakukan anak sehingga perlu ada perbaikan antara setiap komponen pendidikan.
3.      Analisis yang ketiga, antara teori dan fakta lingkungan tidak berjalan denagn baik dan kurang maksimal karena adanya buhungan komunikasi yang buruk antara peran serta masyarakat dan dunia pendidikan anak.
4.      Antara teori dan fakta sangat sesuai dengan apa yang telah terjadi. Karena faktayng ditunjukkan sangat merefleksikan UU Sisdiknas.
5.      Dalam analisis pasal terhadap kasus ini diperoleh fakta yang sesuai dengan teori, karena teori mengatakan bahwa pendidik berkewajiban mmberikan pendidikan yang bermakna dan mempinyai nilai keteladanan yng baik








BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Perkembangan emosi anak dipengaruhi warna afektif. Warna afektif ini adalah perasaan anak dimana ada rasa senang, sedih, kecewa dan lain – lain. Dari perkembangan emosi anak, kita bisa memahami perubahan – perubahan yang dialami anak atau lebih tepatnya prilaku anak. Pada masa anak – anak inilah aspek emosi sangat berkembang pesat karena seiring bertambahnya usia pada anak – anak juga diiringi kemampuan untuk mengenal potensi emosi untuk mengenali dirinya sendiri dengan lingkungan serta timbul kesadaran akan emosi yang negatif.
Dari emosi yang negatif kita bisa mengetahui pengaruh buruknya terhadap perilaku dan perubahan fisik individu. Perubahan perilaku tersebut meliputi semangat, motivasi pada anak, daya konsentrasi anak di sekolah dan gangguan adaptasisosial yang labil. Sedang perubahan fisik yang terjadi bila anak sedang emosi adalah peredaran darah menjadi cepat bila ia sedang marah, bernapas panjang jika ia kecewa serta gangguan pencernan ketika ia merasa tegangketika melakukan sesuatu.
Ketika itu kita harus tahu gejala atau dampak emosi yang akan timbul yang mungkin berlebihan seperti sikap sterss dan depresi. Mengapa banyak anak sress dan depresi mungkin karena banyak orang tua memperlakukan anak meraka seperti orang dewasa sehingga memunculakan penolakkan di otak mereka untuk menerima sikap dari orang tuanya. Contoh stress dan depresi anak adalah kemunduran perilaku seperti ngompol lagi, menggigit kukunya,menarik diri dari lingkungan dengan sebab yang tidak jelas dan rendahnya motivasi dalam menjalankan segala aktivitas serta terjadi perubahan fisik ketika mereka stress dan depresi.
Perlu kita ketahui bahwa stress dan depresi anank bisa terjadi bila pola pengasuhan orang tua yang salah atau orang tua yang emosional terhadap anaknya. Candian Paediatric society dalam position statemennya mengatakan bahwa kondisi ibu yang depresi merupakan faktor resiko bagi perkembangan sosio – emosi dan kognisi anak. Lebih tepatnya ada dua perkembangan yang terganggu yaitu perkembangn perilaku dan perkembangan akademis
Dari analisis kasus yang telah penulis tuliskan adalah kita bisa menimpulkan bahwa pendidikan untuk anak itu sanagt penting. Akan tetapi perlu dipahami bahwa pendidikan yang baik harus bisa menjalankan komponen pendidkan secara utuh. Dalam kasus yang disajikan, jelas beberapa komponen pendidikan seperti guru atau pihak sekolah dan orang tua telah menjalankan kewajibannya untuk dunia pendidikan. Namun akibat respon yang negatif dari segelintir masyarakat atau buruknya komunikasi antara komponen pendidikan yang ada menciptakan suasana pendidikan yang jurang kondusif sehingga anak – anaklah yang menjadi korban. Mereka merasa teruma dan ketakutan. Sehingga pelaksanaan amanat UU Sisdiknas dibeberapa aspek seperti pihak masyarakat kurang berjalan dengan baik akan tetapi aspek lainnya berjalan dengan sangat baik.   

B.     SARAN

1.      Dalam menjaga perkembangn emosi anak kita harus bisa memberikan warna afektif yang positif dan tidak berlebihan. Karena kita telah mengetahui bahwa masa anak – anak adalah masa dimana perkembangn emosi anak sangt berkembang pesat.
2.      Pengaruh emosi terhadap prilaku  dan perubahan fisik pada anak perlu kita cermati denagn baik agar pengaruh tersebut bisa memberi efek positif dan jika telah cermat dalam menyikapinya niscaya pengaruh emosi yang buruk bisa dikurangi.
3.      Gejala – gejala stress dan depresi pada anak adalah sebagai acuan kewaspadaan kita sebagai pendidik agar kita bisa melakukan tindakan pencegahan dari maalah tersebut.
4.      Sebagai orang tua atau pendidik, tanamkanlah minimal dua motivasi pada anak yaitu self esteem ( harga diri anak ) dan self image ( citra diri anak ) supaya anak memliki mental yang baik.
5.      Kita harus menjalankan fungsi dan aturan UU Sisdiknas dengan baik dan benar sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mendidik anak dan apa yang telah kita perbuat harus bisa dipertanggung jawabkan kepada para pemimpin bangsa terdahulu.

LAMPIRAN
A.    OUTLINE MAKALAH

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
1.      Konsep pendidikan, sumber buku : sosiologi, ( Arif Rohman, 2006 : 107 )
2.      Pendapat ahli tentang emosi, sumber buku : memahami gejolak emosi anak, ( Banu Barawijar, 2003 : 5 )
3.      Akibat stress dan depresi anak, sumber buku : psikologi anak, ( Lusi Nuryanti, 2008 : 75 )
4.      Pengaruh emosi terhadap perilaku anak, sumber buku : psikologi perkembangn anak dan remaja, ( Syamsu Yusuf, 2007 : 110 )
5.      Kasus koran, sumber buku : Jawa Pos ( 16 April 2012 : 16 )

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apa pengertian dari perkembangan emosi anak ?
2.      Apa  pengaruh emosi  bagi perilaku dan perubahan fisik  pada anak ?
3.      Apa dampak stress dan depresi anak ?
4.      Apa dampak dari pola pengasuhan orang tua yang depresi terhadap anak ?
5.      Bagaimana analisis kasusnya ?

C.      
1.      Untuk mengetahui pengertian perkembangan emosi anak.
2.      Untuk mengetahui pengaruh emosi bagi perilaku dan perubahan fisik pada anak.
3.      Untuk mengetahui dampak stress dan depresi anak.
4.      Untuk mengetahui dampak pola pengasuhan orang tua yang depresi  terhadap anak.
5.      Untuk mengetahui analisis kasusnya


D.    BAB III PEMBAHASAN

1.      Konsep pendidikan , sumber buku : UU SISDIKNAS 2003, ( Umar Tirtaraharja, 2000 : 52 – 54  )
2.      Pendapat ahli tentang emosi, sumber buku : memahami gejolak emosi anak, ( Banu Barawijar, 2003 : 5 )
3.      Akibat stress dan depresi anak, sumber buku : psikologi anak, ( Lusi Nuryanti, 2008 : 75 )
4.      Pengaruh emosi terhadap perilaku anak, sumber buku : psikologi perkembangn anak dan remaja, ( Syamsu Yusuf, 2007 : 110 )
5.      Analisis kasus.

Kasus ini diambil dari fakta pada koran Jawa Pos edisi Senin 16 April 2012 yang berjudul “ Kepala BLH Usir Siswa TK “.

Tabel Analisis
Tabel Analisis Kasus

Teori
Fakta
Hasil
1
Pasal 7 ayat 2 tentang hak dan kewajiban orang tua memberikan pendidikan dasar.
Peran serta orang tua dalam kasus ini benar karena orang tua berusaha menanmkan nilai pendidikan dasar pada anak.
Hal ini sesui dengan UU Sisdiknas yang ada dan para orang tua telah melakukan kewajibannya kepada anaknya.
2
Pasal 12 ayat 1 b tentang peserta didik yang mendapatkan pelayanan pendidikan .
Pelayanan pendidikan untuk siswa TK dari sekolah sangat baik namun sedikit mendapatkan respon yang negatif.
Jelas ini sesuai dengan UU Sisdiknas yang mengamanatkan pelayanan  pendidikan yang baik.
3
Pasal 54 ayat 1 tentang peran serta masyarakat dalam penyelenggaran pendidikan.
Fakta sebenarnya adalah ada masyarakat yang pro dan kontra dengan kasus ini.
Penyelenggran pendidikan yang dilakukan masyarakat kurang berjalan maksimal karena minimnya komunikasi antara\ komponen pendidikan.
4
Pasal 39 ayat 2 tentang pendidik bertugas melaksanakan proses pembelajaran, pembimbingan dan pelatihan.
Hal ini memang dilakuakan oleh guru Citra Puri school dengan memberikan pembelajaran berupa berupa pembimbingan
Antara teori dan fakta menunjukakan korelasi yang baik.
5
Pasal 40 ayat 2 a dan c tentang kewajiban pendidik memberikan pendidikan yang bermakna dan teladan yang baik kepada peserta didiknya.
Citra puri school telah memberikan pendidikan yang bermakna dan telah memberikan teladan yang baik kepada anak didik mereka.
Sesuai dengan UU Sisdiknas karena itu telah dibuktikan

                       
Keterangan
1.      Analisis pasal dengan kasus  yang pertama diperoleh fakta yang sesuai dengan teori karena pada teori telah dijelaskan bahwa orang tua mempunyai kewajiban kepada anaknya untuk memberikan pendidkan yang baik.
2.      Dari analisis yang kedua yaitu peserta didik berhak mendapatkan pelayanan pendidikan yang baik namun ada sedikit respon negatif dari masyarakat yang kurang mengerti tata cara memperlakukan anak sehingga perlu ada perbaikan antara setiap komponen pendidikan.
3.      Analisis yang ketiga, antara teori dan fakta lingkungan tidak berjalan denagn baik dan kurang maksimal karena adanya buhungan komunikasi yang buruk antara peran serta masyarakat dan dunia pendidikan anak.
4.      Antara teori dan fakta sangat sesuai dengan apa yang telah terjadi. Karena faktayng ditunjukkan sangat merefleksikan UU Sisdiknas.
5.      Dalam analisis pasal terhadap kasus ini diperoleh fakta yang sesuai dengan teori, karena teori mengatakan bahwa pendidik berkewajiban mmberikan pendidikan yang bermakna dan mempinyai nilai keteladanan yng baik.

6.      Solusi kasus

1.      Perkembangan emosi anak berkembang pesat pada usia kanak – kanak sehingga hal yang terbaik dalam mengembangkan emosi anak tersebut adalah pendidikan tentang keteladanan dan tanamkan sikap – sikap yang baik pada anak. Rasullah SAW bersabda, “ kewajiban orang tua kepada anak adalah memberikan pendidikan dan adab yang baik “. ( hadist riwayat Bukhari-Muslim )
2.      Pengaruh emosi terhadap prilaku dan perubahan fisik pada setiap individu sangatlah berbeda untuk kita sebagai pendidik harus memdidik, melindungi, dan menjaga keberlangsungan pendidikan anak dan menciptakan hubungan yang baik dan kuat antara seriap komponen pendidikan.
3.      Kenali dan pahami semua gejala dari sikap anak yang stress dan deparesi pada anak. Lakukan tindakan preventif dan berikan motivasi yang tinggi. Minimal dua motivasi untuk anak yaitu harga diri dan citra diri agar anak tidak mengalami goncangan besar dalam psikisnya ketika ada masalah muncul.
4.      Pola asuh orang tua yang depresi sangatlah berbahaya dalam perkembangan dan petumbuhan anak. Sehingga jalan terbaik adalah menitipkan anak disekolah, ke pesantren atau alternative lainnya adalah meminta kesediaan kakek dan nenek untuk merawat.
5.      Jalankan aturan dan fungsi UU Sisdiknas. Beri pengertian kepada setiap komponen pendidikan, bangunlah hubungan komunikasi yang baik antara komponen pendidikan serta buatlah inovasi dalam penyelenggaraan pendidikan sehingga pendidikan Indonesia tidak menjadi mata yang terputus lagi.

  
B.     ARTIKEL
Pemasangan artikel




DAFTAR PUSTAKA

Undang – undang republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : Citra Umbara.
Garawijar, Banu. 2003. Memahami Gejolak Emosi Anak. Bogor : Cahaya.
Nuryanti, Lusi. 2008. Psikologi Anak. Jakarta : PT. indeks.
Yusuf, Syamsu. 2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Arif Rohman, dkk. 2006. Sosiologi. Yogyakarta : Cempaka Putih.
Saifullah, ach. 2005. Melejitkan Potensi Kecerdasan Anak. Yogyakarta : Kata Hati.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar