PENGANTAR PENDIDIKAN
EMOSI DAN PERKEMBANGAN ANAK
Dosen Pembimbing
Dra. Hj Diah Puji Nali Brata M.si

Disusun Oleh
ARIF HASBULLAH
NIM : 117825
PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
JOMBANG
2012
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi ALLAH, Tuhan semesta
alam. Dialah pemberi karunia dan hidayahNYA kepada kita sehingga kita mempunyai
kemampuan berpikir yang baik. Guna melengkapi tugas mandiri mata kuliah
Pengantar Pendidikan maka penulis mengambil tema “ emosi dan perkembangan anak
“ karena menarik untuk dibahas.
Makalah ini memuat tentang masalah perkembangan emosi
anak , pengaruh emosi terhadap perilaku dan perubahan fisik ketika anak dalam
emosi, gejala stres dan depresi anak , pola pengasuhan orang yang yang depresi
serta pembahasan kasus dengan UU Sisdiknas sehingga makalah ini diharapkan
mampu memberikan kesadaran kepada orang tua atau guru sebagai pendidik.sehingga
kita menyadari akan pentingnya pendidikan anak yang baik, berkarakter dan
bermakna serta yang lebih penting adalah kita sebagai pendidik bias memberikan
contoh atau teladan yang baik terhadap generasi muda kita. Mengingat segala
kelemahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini , pembaca diharapkan
memberikan kritik dan saran guna membuat makalah yang lebih baik dan benar
JOMBANG, 5 MEI
PENULIS
HALAMAN JUDUL
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
B.
RUMUSAN
MASALAH
C.
TUJUAN
PENULISAN MAKALAH
BAB
II PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
PENGEMBANGAN EMOSI
B.
PENGARUH
EMOSI TERHADAP PRILAKU ANAK
C.
GEJALA
– GEJALA EMOSI DAN STRES ANAK
D.
DAMPAK
POLA ASUH ORANG TUA YANG DEPRESI
E.
ANALISI
KASUS
BAB
III PENUTUP
A.
KESIMPULAN
B.
SARAN
LAMPIRAN
A.
OUTLINE
MAKALAH
B.
ARTIKEL
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Seringkali kita melihat di lingkungan kita banyak terjadi
kesalahan cara mendidik anak sehingga ini berdampak dalam perkembangan anak.
Apalagi jika anak tumbuh di lingkungan perkampungan padat penduduk, tentu
pengaruh negarif lebih mendominasi dari sikap anak tersebut. Untu iu kita harus mengerti
pendidikan yang baik untuk anak. Mengacu pada UU Sisdiknas tahun 2003 tentang
arti pendidkan yaitu pendidikan adalah usaha sadar dan teencana untuk mwujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didk aktif mengembangkan
potensi didirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian , kecerdasan akhlak mulia serta ketrampilan yang diperluan
dirinya , masyarakat, bangsa, dan negara.
Kita tahu bahwa anak bukanlah “
gelas kosong “ tapi perlu dicermati bahwa kondisi lingkungan negarif yang
terus menerus ada di hadapan mereka secara langsung tidak langsung dapat terekam di otak mereka. Sehingga itu dapat
merusak perkembangan dan pendidikan anak. lni terjadi akibat
dari minimnya kesadaran pada orang tua atau pendidik. Karena pendidik adalah faktor
penting dalam pendidkan anak.
Betapa besar pengaruh pendidikan yang diperoleh seseorang
terhadap tingkah lakunya. Pendidikan mengenai
kebijakan akan mendorong seseorang untuk berbuat baik kepada orang lain.
Begitu pula sebaliknya , jika seseorang mendapatkan ajakan tentang keburukan ,
maka sebagian besar akan menjadi buruk dalam tingkah lakunya. Maka dalam pendidikan, seorang guru tidak hanya bertujuan untuk
mengembangkan potensi namun juga dituntut untuk dapat membentuk kepribadian
pada peserta didik. ( Arif Rohman, 2006 : 107 )
Jhon
locke menyatakan bahwa ketika bayi dilahirkan, kondisinya tabula rasa atau
seperti kertas kosong yang bersih. Pikiran anak merupakan hasil dari pengalaman
dan proses belajar yang dipeoleh melalui indera membentuk menusia menjadi
individu yang unik
Peran
orang tua dalan perkembangn anak sanga dominan karena orang tua harus
bertanggung jawab pada anaknya dengan cara ;
a. Mengajari
anak tentang kendali diri serta rasa rasionalisme.
b. Merancang
, memilihkan dam menentukan lingkungan serta pengalaman yang sesuai sejak dilahirkan.
Menurut
Depkes ( USDHHS, 2004 ) 8 Dari 10 kasus kekerasan atau penelantaran anak,
pelakunya adalah orang tua anak,
khususnya ibu. Perlakuan buruk oleh orang tua pada anak merupakan gejala dari
adanya gangguan ekstrim pengasuh anak, yang biasanya diperburuk oleh
permasalahan keluarga lainnya seperti kemiskinan , kurangnya pendidikan dan
perilaku anti social. Anak yang mengalami kekerasan dan penelanaran , jumlahnya
luar biasa banyak di keluarga miskin dengan banyak anggota dan keluarga tunggal atau single parent yang cenderung hidup dalam suasana penuh
stress dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan anak – anaknya. Akan tetapi tidak
bisa disimpulkan kemiskinan menyebabkan perlakuan buruk pada anak. Meskipun
sebagian kasus penelantaran terjadi pada keluarga sangat miskin, sebaian besar
orang tua berpendapatan rendah tidak menelantarkan anak meraka.
Untuk
itu sangat menarik untuk dibahas isi dari makalah ini. Dan penulis pun akan
memberikan kasus tentang perkembangan pendidikan anak atau perserta didik serta penulis akan mengupas kasus tersebut
dengan UU Sisdiknas 2003.
B. Rumusan
masalah
1. Apa
pengertian dari perkembangan emosi anak ?
2. Apa pengaruh emosi bagi perilaku dan perubahan fisik pada anak ?
3. Apa
dampak stress dan depresi anak ?
4. Apa
dampak dari pola pengasuhan orang tua yang depresi terhadap anak ?
5. Bagaimana
analisis kasusnya ?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian perkembangan emosi anak.
2. Untuk
mengetahui pengaruh emosi bagi perilaku dan perubahan fisik pada anak.
3. Untuk
mengetahui dampak stress dan depresi anak.
4. Untuk
mengetahui dampak pola pengasuhan orang tua yang depresi terhadap anak.
5. Untuk
mengetahui analisis kasusnya.
BAB
I
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
PENGEMBANGAN EMOSI
Emosi
merupakan perasaan – perasaan yang dipengaruhi warna afektif. Warna afektif
adalah perasaan senang atau sadih yang selalu menyertai perbuatan – perbuatan
kita sahari – hari. Perkembangan emosi
anak adalah perubahan – perubahan yang dialami anak – anak ketika mendapatkan
warna afektif dan anak dapat menanggapi hal tersebut dengan respon yang baik.
Studi
mengenai emosi sat ini seharusnya tidak mengesampingkan pendapat Daniel
Goleman. Melalui bukunya “ emotional
intelligence “ , Goleman berpendapat bahwa unsur emosi merupakan faktor
yang mempengaruhi keberhasilan hidup seorang anak.
Menurut
Goleman, kecerdasan emos muncul misalnya seperti ;
Ø Kemampuan
anak mengenai emosinya.
Ø Kemampuan
mengelola suasana hati.
Ø Kemampuan
mengenali potensi diri.
Ø Kemampuan
unuk mengendalikan nafsu.
Ø Kemampuan
membangun dan mempertahankan hubungan deangn orang lain.
Aspek
emosi mengalami perkembangan yang signifikan pada periode anak. Seiiring
perkembangn usia, kemampuan anak unuk mengenali emosinya sendiri semakin
berkembang. Anak – anak semakin menyadari tentang perasaan sendiri dan perasaan
orang lain. Anak – anak juga semakin mampu mengatur ekspresi emosi dalam
situasi social dan mampu mereaksi kondisi stress yang dialami orang lain.
Menurut Papalia et.al. ( 2004 ) pada usia 7
atau 8 tahun, rasa malu dan kebanggan yang tergantung pada kesadaran terhadap
akibat tindakan mereka akan mempengaruhi pendapat mereka tentang diri mereka
sendiri. Pada periode kanak – kanak lanjut, anak akan lebih empatis dan
perilaku menolong semakin berkembang. Anak – anak akan juga belajar cara
mengontrol emosi negative mereka.
Dan
ingatlah bahwa peserta didik adalah manusia yang sepenuhnya memilki HMM ( harkat
dan martabat manusia ) dengan segenap kandungannya. Peserta didik dengan harkat
dan martabat manusia-nya perlu dikembangkan melalui pendidikan. Dengan kata
lain, pendidikanlah yang mengembangkan HMM peserta didik sehingga peserta didik
menjadi apa yang disebut manusia yang seutuhnya. ( prof. Dr. Prayitno, 2009 : 43 )
Sehingga
pendidikan untuk anak harus tepat agar tidak terjadi kesalahan yang berakibat
terganggunya system perkembangan emosi anak karena anak adalah investasi masa
depan anda. Pendidikan yang layak akan membangun karakter diri anak dengan
baik.
B. PENGARUH
EMOSI TERHADAP PERILAKU DAN PERUBAHAN FISIK ANAK
Dalam
pengertian daiatas telah kita ketahui bahwa emosi dipengaruhi warna afektif.
Pengaruh emosi anak terhadap perilakunya bisa diketahui dari ;
ü Memperkuat
semangat bila anak merasa senang atau
puas dengan hasil yang dicapai.
ü Melemahkan
semangat bila ada rasa kecewa, gagal dan merasa frustasi
ü Menggangu
konsentrasi belajar bila dalam ketegangan emosi dan dapat menimbulkan rasa
gugup dan gagap dalam berbicara.
ü Terganggunya
penyesuaian sosial bila terjadi rasa cemburu dan iri hati.
ü Suasana
emosional yang dialami anak samasa kecil akan mempengaruhui sikapnya dikemudian
hari baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.
Sedangkan
perubahan emosi terhadap perubahan fisik anak dapat diketahui malalui table
dibawah ini.
Jenis emosi
|
Perubahan emosi
|
1.
Terpesona
2.
Marah
3.
Terkejut
4.
Kecewa
5.
Sakit / marah
6.
Tegang
7.
Takut
8.
Tegang
|
1.
Reaksi elektris pada kulit.
2.
Peredaran darah menjadi cepat.
3.
Denyut jantung bertambah cepat.
4.
Bernapas panjang.
5.
Pupil mata melebar.
6.
Air liur mongering.
7.
Bulu roma berdiri.
8.
Terganggunya pencernaan.
|
Dan
jika kita membandingkan karakteristik emosi pada anak dan orang dewasa bisa
kita ketahui dari tabel dibawah ini.
Emosi anak
|
Emosi orang dewasa
|
1.
Berlangsung singkat dan tiba –
tiba.
2.
Terlihat lebih kuat
3.
Bersifat sementara
4.
Lebih sering terjadi.
5.
Dapat diketahui dengan jelas dari
perilakunya.
|
1.
Berlangsung lama dan berakhir
lambat
2.
Tidak terlihat kuat
3.
Lebih mendalam dan lam
4.
Jarang terjadi
5.
Sulit diketahui karena pandai
menyembunyikan
|
C. GEJALA
STRESS DAN DEPRESI PADA ANAK
Arnold
( 1990 ) menyatakan saat ini banyak ditemukan orang tua yang mempercepat proses
pertumbuhan anak deangn memperlakukananak seperti orang dewasa dan membebani mereka deangn
beban hidup orang dewasa. Tentu ini dapat menyebabkan anak dapat sters dan
depresi karena masa anak –anak adalah masa bermain dan belajar bukan seperti
yang pernyataan Arnold sebelumya.
Seorang
anak akan semakin tersksa jika orang tua selalu memaksakan kehendak orang tua
mereka. Ini semakin berbahaya jika orang tua memaksa dengan menggunakan kekerasan seperti memukul dan mencubit. Pada
akhirnya anak akan stress dan deparesi. Stress dan depresi itu seperti ;
·
Kemunduran perilaku seperi mengompoldi
tempat tidurnya, menggigit jari dan lain – lain.
·
Menarik diri dari lingkungan denagn
sebab tidak jelas dan tidak mau berbicara atau lebih sering mururng.
·
Kehilangan motivasi ankemampuan
konsentrasi saat pelajaran disekolah berkurang.
·
Terjadi perubahan perilaku yang sangat
terliat.
·
Nafsu makan menurun dantiur tidak
nyenyak.
·
Mudah tersinggung dengan alasan tidak
jelas.
·
Keluhan fisik seperi sakit perut dan
sakit kepala.
·
Bermasalah dalam berhubungan deang teman
sebaya.
Jelas
pada gejala – gejala yang ditimbulkan dari anak yang depresi anagt mencemaskan
karena ini mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak yang benar. Dan jika
kita tidak melakukan tindakan preventif terhadap hal tersebut maka kita sebagai
pendidik gagal memberikan pendidikan yang baik serta kita gagal dalam
memberikan tanggung jawab kepada anak.
D.
Dampak
dari pola pengasuhan orang tua yang depresi
Saat ini di Indonesia banyak ditemukan kasus penganiayaan
anak yang dilakukan oleh ibunya sendiri. Setelah ditelusuri, banyak diantara
kasus – kasus tersebut dilatarbelakangi oleh kondisi ibu yang depresi. Sebagian
dari ibu yang depresi akibat dari kemampuan ekonomi yang lemah dan faktor
pendidkan orang tua yang minim. Ini dibuktikan dengan banyaknya berita – berita
di televisi yang menayangkan kesalahn – kesalahn orang tua dalam mendidik anak
– anak mereka.
Candian Paediatric Society dalam position statementnya
menyatakan bahwa kondisi ibu yang depresi merupakan faktor resiko bagi
perkembangan sosio – emosi dan kognisi anak. Lebih lanjut dijelaskan bahwa
kondisi ibu yang depresi ini bagi anak – anak usia sekolah memberikan pengaruh
anak pada aspek ;
1.
Perkembangan
Perilaku
Anak
– anak yang dibesarkan oleh ibu yang depresi menunjukkan adaptasi yang tidak
tepat. Mereka juga memilki reiko tinggi mengalami gangguan psikologi seperti
gangguan afeksi ( terutama depresi ) kecemasan dan gangguan perilaku sosial.
Adapatasi adalah cara nak menangani informasi baru ddeangan mempertimbangkan
informasi yang telah diketahui. Adaptasi melalui 2 proses yang saling
melengkapi yaitu :
Ø
Asimilasi
adalah mengambil informasi baru dan memasukkannya ke struktur kognisi yang
telah ada.
Ø
Akomodasi
adalah menyesuiakan struktur kognisi diri anak yang bersangkutan agar cocok
dengan informasi tersebut.
2.
Perkembangan
Akademis
Beberapa
ahli mengemukakan bahwa terdapat kaitan antara munculnya gangguan ADHD (
attantion dificits hiperactivy disorder ) pada anak dengan kesehatan mental ibu. Anak – anak yang tumbuh dalam
keluarga deangn ibu yang depresi juga ditemukan mengalami kondisi sebagai berikut.
·
Memilki
skor IQ yang lebih rendah.
·
Bermasalah
dalam pemusatan perhatian.
·
Kesulitan
dalam hal matematis.
·
Lebih
sering membutuhkan proses pendidikan yang khusus.
E.
Analisis Kasus
PESERTA
DIDIK
Jawa
Pos Senin 16 April 2012
Tulungagung-Sejumlah
anak – anak playgrup dan TK Citra Puri school, tulungagung, kemarin ( 15/4 )
ketakutan. Sebab mereka diusir dari pendapa Tulungagung oleh kepla badan
lingkungan hidup ( BLH ) Tulungagung Winarto. Itu terjadi ketila anak- anak sedang istirahat dan ingin
mngenal lingkungan pendopo sekitar pukul 09.00. terpaksa anak –anak tersebut
bersama wali murid pindah ke alun – alun
taman Wicitra Kisuma setelah kegiatan aksi sosial peduli bencana Aceh.
Kegaiatan
tersebut merupakan rangkaian peringatan Hari Kartini yang dilaksanakan sekolah
yang beralamatkan di jalan Mayor Sujadi 100 E Jepun, Tulungagung itu. Sikap
protes dan marah tersebut terlihat saat Winarto usai berlatih tenis di lapangan
di samping pendopo. Tiba – tiba pria yang masih mengenakan pakaian olah raga
tersebut menghampiri kumpulan anak – anak TK tersebut. Beliau berteriak marah –
marah dan mmprotes aksi sosial yang dilakukan anak –anak TK tersebut. “ siapa
yang mengajarkan anak – anak meminta – minta ? “ ucapnya dengan nada tinggi
sambil mencari – carikan sesuatu.
Spontan,
wajah anak –anak yang sebelumnya sangat senang dengan aksi kegiatan sosial dengan cara membagi –
bagikan permen kepada masyarakat untuk ditukar koin tersebut menjadi ketakutan.
Ketika Radar Tulungagung ( Jawa Pos Group ) mengkonfirmasi kejadian pengusiran
tersebut , Winarto mengatakan , aksi sosial dengan meminta – minta tidak boleh
dilakukan di Pendopo. “ anak – anak kok malah diajarkan untuk meminta,
seharusnya dijarkan memberi bukan meminta.jangan dilakukan disini, ‘ ujarnya
saat dikonfirmasi tanpa mengetahui aksi sosial yang sebenarnya dilakukan anak –
anak TK tersebut.
F.
Analisi
Kasus
Tabel Analisis Kasus
|
Teori
|
Fakta
|
Hasil
|
1.
|
Pasal 7 ayat 2 tentang hak
dan kewajiban orang tua memberikan pendidikan dasar.
|
Peran serta orang tua dalam
kasus ini benar karena orang tua berusaha menanmkan nilai pendidikan dasar
pada anak.
|
Hal ini sesui dengan UU
Sisdiknas yang ada dan para orang tua telah melakukan kewajibannya kepada
anaknya.
|
2.
|
Pasal 12 ayat 1 b tentang
peserta didik yang mendapatkan pelayanan pendidikan .
|
Pelayanan pendidikan untuk
siswa TK dari sekolah sangat baik namun sedikit mendapatkan respon yang
negatif.
|
Jelas ini sesuai dengan UU
Sisdiknas yang mengamanatkan pelayanan
pendidikan yang baik.
|
3.
|
Pasal 54 ayat 1 tentang peran
serta masyarakat dalam penyelenggaran pendidikan.
|
Fakta sebenarnya adalah ada
masyarakat yang pro dan kontra dengan kasus ini.
|
Penyelenggran pendidikan yang
dilakukan masyarakat kurang berjalan maksimal karena minimnya komunikasi
antara\ komponen pendidikan.
|
4.
|
Pasal 39 ayat 2 tentang
pendidik bertugas melaksanakan proses pembelajaran, pembimbingan dan
pelatihan.
|
Hal ini memang dilakuakan
oleh guru Citra Puri school dengan memberikan pembelajaran berupa berupa
pembimbingan
|
Antara teori dan fakta
menunjukakan korelasi yang baik.
|
5.
|
Pasal 40 ayat 2 a dan c
tentang kewajiban pendidik memberikan pendidikan yang bermakna dan teladan yang baik kepada peserta
didiknya.
|
Citra puri school telah
memberikan pendidikan yang bermakna dan telah memberikan teladan yang baik
kepada anak didik mereka.
|
Sesuai dengan UU Sisdiknas
karena itu telah dibuktikan
|
Keterangan
1.
Analisis
pasal dengan kasus yang pertama
diperoleh fakta yang sesuai dengan teori karena pada teori telah dijelaskan
bahwa orang tua mempunyai kewajiban kepada anaknya untuk memberikan pendidkan
yang baik.
2.
Dari
analisis yang kedua yaitu peserta didik berhak mendapatkan pelayanan pendidikan
yang baik namun ada sedikit respon negatif dari masyarakat yang kurang mengerti
tata cara memperlakukan anak sehingga perlu ada perbaikan antara setiap
komponen pendidikan.
3.
Analisis yang ketiga, antara teori dan
fakta lingkungan tidak berjalan denagn baik dan kurang maksimal karena adanya
buhungan komunikasi yang buruk antara peran serta masyarakat dan dunia
pendidikan anak.
4.
Antara teori dan fakta sangat sesuai
dengan apa yang telah terjadi. Karena faktayng ditunjukkan sangat merefleksikan
UU Sisdiknas.
5.
Dalam
analisis pasal terhadap kasus ini diperoleh fakta yang sesuai dengan teori,
karena teori mengatakan bahwa pendidik berkewajiban mmberikan pendidikan yang
bermakna dan mempinyai nilai keteladanan yng baik
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perkembangan
emosi anak dipengaruhi warna afektif. Warna afektif ini adalah perasaan anak
dimana ada rasa senang, sedih, kecewa dan lain – lain. Dari perkembangan emosi
anak, kita bisa memahami perubahan – perubahan yang dialami anak atau lebih
tepatnya prilaku anak. Pada masa anak – anak inilah aspek emosi sangat
berkembang pesat karena seiring bertambahnya usia pada anak – anak juga
diiringi kemampuan untuk mengenal potensi emosi untuk mengenali dirinya sendiri
dengan lingkungan serta timbul kesadaran akan emosi yang negatif.
Dari
emosi yang negatif kita bisa mengetahui pengaruh buruknya terhadap perilaku dan
perubahan fisik individu. Perubahan perilaku tersebut meliputi semangat,
motivasi pada anak, daya konsentrasi anak di sekolah dan gangguan
adaptasisosial yang labil. Sedang perubahan fisik yang terjadi bila anak sedang
emosi adalah peredaran darah menjadi cepat bila ia sedang marah, bernapas
panjang jika ia kecewa serta gangguan pencernan ketika ia merasa tegangketika
melakukan sesuatu.
Ketika
itu kita harus tahu gejala atau dampak emosi yang akan timbul yang mungkin
berlebihan seperti sikap sterss dan depresi. Mengapa banyak anak sress dan
depresi mungkin karena banyak orang tua memperlakukan anak meraka seperti orang
dewasa sehingga memunculakan penolakkan di otak mereka untuk menerima sikap
dari orang tuanya. Contoh stress dan depresi anak adalah kemunduran perilaku
seperti ngompol lagi, menggigit kukunya,menarik diri dari lingkungan dengan
sebab yang tidak jelas dan rendahnya motivasi dalam menjalankan segala
aktivitas serta terjadi perubahan fisik ketika mereka stress dan depresi.
Perlu
kita ketahui bahwa stress dan depresi anank bisa terjadi bila pola pengasuhan
orang tua yang salah atau orang tua yang emosional terhadap anaknya. Candian
Paediatric society dalam position statemennya mengatakan bahwa kondisi ibu yang
depresi merupakan faktor resiko bagi perkembangan sosio – emosi dan kognisi
anak. Lebih tepatnya ada dua perkembangan yang terganggu yaitu perkembangn
perilaku dan perkembangan akademis
Dari
analisis kasus yang telah penulis tuliskan adalah kita bisa menimpulkan bahwa
pendidikan untuk anak itu sanagt penting. Akan tetapi perlu dipahami bahwa
pendidikan yang baik harus bisa menjalankan komponen pendidkan secara utuh.
Dalam kasus yang disajikan, jelas beberapa komponen pendidikan seperti guru
atau pihak sekolah dan orang tua telah menjalankan kewajibannya untuk dunia
pendidikan. Namun akibat respon yang negatif dari segelintir masyarakat atau
buruknya komunikasi antara komponen pendidikan yang ada menciptakan suasana
pendidikan yang jurang kondusif sehingga anak – anaklah yang menjadi korban.
Mereka merasa teruma dan ketakutan. Sehingga pelaksanaan amanat UU Sisdiknas
dibeberapa aspek seperti pihak masyarakat kurang berjalan dengan baik akan
tetapi aspek lainnya berjalan dengan sangat baik.
B. SARAN
1. Dalam
menjaga perkembangn emosi anak kita harus bisa memberikan warna afektif yang
positif dan tidak berlebihan. Karena kita telah mengetahui bahwa masa anak –
anak adalah masa dimana perkembangn emosi anak sangt berkembang pesat.
2. Pengaruh
emosi terhadap prilaku dan perubahan
fisik pada anak perlu kita cermati denagn baik agar pengaruh tersebut bisa memberi
efek positif dan jika telah cermat dalam menyikapinya niscaya pengaruh emosi
yang buruk bisa dikurangi.
3. Gejala
– gejala stress dan depresi pada anak adalah sebagai acuan kewaspadaan kita
sebagai pendidik agar kita bisa melakukan tindakan pencegahan dari maalah
tersebut.
4. Sebagai
orang tua atau pendidik, tanamkanlah minimal dua motivasi pada anak yaitu self
esteem ( harga diri anak ) dan self image ( citra diri anak ) supaya anak
memliki mental yang baik.
5. Kita
harus menjalankan fungsi dan aturan UU Sisdiknas dengan baik dan benar sehingga
tidak terjadi kesalahan dalam mendidik anak dan apa yang telah kita perbuat
harus bisa dipertanggung jawabkan kepada para pemimpin bangsa terdahulu.
LAMPIRAN
A. OUTLINE
MAKALAH
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
1. Konsep
pendidikan, sumber buku : sosiologi, ( Arif Rohman, 2006 : 107 )
2. Pendapat
ahli tentang emosi, sumber buku : memahami gejolak emosi anak, ( Banu
Barawijar, 2003 : 5 )
3. Akibat
stress dan depresi anak, sumber buku : psikologi anak, ( Lusi Nuryanti, 2008 :
75 )
4. Pengaruh
emosi terhadap perilaku anak, sumber buku : psikologi perkembangn anak dan
remaja, ( Syamsu Yusuf, 2007 : 110 )
5. Kasus
koran, sumber buku : Jawa Pos ( 16 April 2012 : 16 )
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
pengertian dari perkembangan emosi anak ?
2. Apa pengaruh emosi bagi perilaku dan perubahan fisik pada anak ?
3. Apa
dampak stress dan depresi anak ?
4. Apa
dampak dari pola pengasuhan orang tua yang depresi terhadap anak ?
5. Bagaimana
analisis kasusnya ?
C.
1. Untuk
mengetahui pengertian perkembangan emosi anak.
2. Untuk
mengetahui pengaruh emosi bagi perilaku dan perubahan fisik pada anak.
3. Untuk
mengetahui dampak stress dan depresi anak.
4. Untuk
mengetahui dampak pola pengasuhan orang tua yang depresi terhadap anak.
5. Untuk
mengetahui analisis kasusnya
D. BAB
III PEMBAHASAN
1. Konsep
pendidikan , sumber buku : UU SISDIKNAS 2003, ( Umar Tirtaraharja, 2000 : 52 –
54 )
2. Pendapat
ahli tentang emosi, sumber buku : memahami gejolak emosi anak, ( Banu
Barawijar, 2003 : 5 )
3. Akibat
stress dan depresi anak, sumber buku : psikologi anak, ( Lusi Nuryanti, 2008 :
75 )
4. Pengaruh
emosi terhadap perilaku anak, sumber buku : psikologi perkembangn anak dan
remaja, ( Syamsu Yusuf, 2007 : 110 )
5. Analisis
kasus.
Kasus
ini diambil dari fakta pada koran Jawa Pos edisi Senin 16 April 2012 yang
berjudul “ Kepala BLH Usir Siswa TK “.
Tabel
Analisis
Tabel Analisis Kasus
|
Teori
|
Fakta
|
Hasil
|
1
|
Pasal 7 ayat 2 tentang hak
dan kewajiban orang tua memberikan pendidikan dasar.
|
Peran serta orang tua dalam
kasus ini benar karena orang tua berusaha menanmkan nilai pendidikan dasar
pada anak.
|
Hal ini sesui dengan UU
Sisdiknas yang ada dan para orang tua telah melakukan kewajibannya kepada
anaknya.
|
2
|
Pasal 12 ayat 1 b tentang
peserta didik yang mendapatkan pelayanan pendidikan .
|
Pelayanan pendidikan untuk
siswa TK dari sekolah sangat baik namun sedikit mendapatkan respon yang
negatif.
|
Jelas ini sesuai dengan UU
Sisdiknas yang mengamanatkan pelayanan
pendidikan yang baik.
|
3
|
Pasal 54 ayat 1 tentang peran
serta masyarakat dalam penyelenggaran pendidikan.
|
Fakta sebenarnya adalah ada
masyarakat yang pro dan kontra dengan kasus ini.
|
Penyelenggran pendidikan yang
dilakukan masyarakat kurang berjalan maksimal karena minimnya komunikasi
antara\ komponen pendidikan.
|
4
|
Pasal 39 ayat 2 tentang
pendidik bertugas melaksanakan proses pembelajaran, pembimbingan dan
pelatihan.
|
Hal ini memang dilakuakan
oleh guru Citra Puri school dengan memberikan pembelajaran berupa berupa
pembimbingan
|
Antara teori dan fakta
menunjukakan korelasi yang baik.
|
5
|
Pasal 40 ayat 2 a dan c
tentang kewajiban pendidik memberikan pendidikan yang bermakna dan teladan yang baik kepada peserta
didiknya.
|
Citra puri school telah
memberikan pendidikan yang bermakna dan telah memberikan teladan yang baik
kepada anak didik mereka.
|
Sesuai dengan UU Sisdiknas
karena itu telah dibuktikan
|
Keterangan
1.
Analisis
pasal dengan kasus yang pertama
diperoleh fakta yang sesuai dengan teori karena pada teori telah dijelaskan bahwa
orang tua mempunyai kewajiban kepada anaknya untuk memberikan pendidkan yang
baik.
2.
Dari
analisis yang kedua yaitu peserta didik berhak mendapatkan pelayanan pendidikan
yang baik namun ada sedikit respon negatif dari masyarakat yang kurang mengerti
tata cara memperlakukan anak sehingga perlu ada perbaikan antara setiap
komponen pendidikan.
3.
Analisis yang ketiga, antara teori dan
fakta lingkungan tidak berjalan denagn baik dan kurang maksimal karena adanya
buhungan komunikasi yang buruk antara peran serta masyarakat dan dunia
pendidikan anak.
4.
Antara teori dan fakta sangat sesuai
dengan apa yang telah terjadi. Karena faktayng ditunjukkan sangat merefleksikan
UU Sisdiknas.
5.
Dalam
analisis pasal terhadap kasus ini diperoleh fakta yang sesuai dengan teori,
karena teori mengatakan bahwa pendidik berkewajiban mmberikan pendidikan yang
bermakna dan mempinyai nilai keteladanan yng baik.
6. Solusi
kasus
1. Perkembangan
emosi anak berkembang pesat pada usia kanak – kanak sehingga hal yang terbaik
dalam mengembangkan emosi anak tersebut adalah pendidikan tentang keteladanan
dan tanamkan sikap – sikap yang baik pada anak. Rasullah SAW bersabda, “
kewajiban orang tua kepada anak adalah memberikan pendidikan dan adab yang baik
“. ( hadist riwayat Bukhari-Muslim )
2. Pengaruh
emosi terhadap prilaku dan perubahan fisik pada setiap individu sangatlah
berbeda untuk kita sebagai pendidik harus memdidik, melindungi, dan menjaga
keberlangsungan pendidikan anak dan menciptakan hubungan yang baik dan kuat
antara seriap komponen pendidikan.
3. Kenali
dan pahami semua gejala dari sikap anak yang stress dan deparesi pada anak. Lakukan
tindakan preventif dan berikan motivasi yang tinggi. Minimal dua motivasi untuk
anak yaitu harga diri dan citra diri agar anak tidak mengalami goncangan besar
dalam psikisnya ketika ada masalah muncul.
4. Pola
asuh orang tua yang depresi sangatlah berbahaya dalam perkembangan dan
petumbuhan anak. Sehingga jalan terbaik adalah menitipkan anak disekolah, ke
pesantren atau alternative lainnya adalah meminta kesediaan kakek dan nenek
untuk merawat.
5. Jalankan
aturan dan fungsi UU Sisdiknas. Beri pengertian kepada setiap komponen
pendidikan, bangunlah hubungan komunikasi yang baik antara komponen pendidikan
serta buatlah inovasi dalam penyelenggaraan pendidikan sehingga pendidikan Indonesia
tidak menjadi mata yang terputus lagi.
B. ARTIKEL
Pemasangan
artikel
DAFTAR
PUSTAKA
Undang
– undang republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Bandung : Citra Umbara.
Garawijar,
Banu. 2003. Memahami Gejolak Emosi Anak. Bogor : Cahaya.
Nuryanti,
Lusi. 2008. Psikologi Anak. Jakarta : PT. indeks.
Yusuf,
Syamsu. 2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Arif
Rohman, dkk. 2006. Sosiologi. Yogyakarta : Cempaka Putih.
Saifullah,
ach. 2005. Melejitkan Potensi Kecerdasan Anak. Yogyakarta : Kata Hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar