Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi".[1]. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Islam secara etimologi adalah Secara etimologis (asal-usul kata, lughawi) kata “Islam” berasal dari bahasa Arab: salima yang artinya selamat. Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya menyerahkan diri atau tunduk dan patuh. Sebagaimana firman Allah SWT,
1. Aslama. Artinya menyerahkan diri. Orang yang masuk Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah SWT. Ia siap mematuhi ajaran-Nya.
2. Salima. Artinya selamat. Orang yang memeluk Islam, hidupnya akan selamat.
3. Sallama. Artinya menyelamatkan orang lain. Seorang pemeluk Islam tidak hanya menyelematkan diri
sendiri, tetapi juga harus menyelamatkan orang lain (tugas dakwah atau ‘amar ma’ruf nahyi munkar).
4. Salam. Aman, damai, sentosa. Kehidupan yang damai sentosa akan tercipta jika pemeluk Islam melaksanakan asalama dan sallam
Arti Terminologis
Secara terminologis (istilah, maknawi) dapat dikatakan, Islam adalah agama wahyu berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw sebagai utusan-Nya yang terakhir dan berlaku bagi seluruh manusia, di mana pun dan kapan pun, yang ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia
Wahyu yang diurunkan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya untuk disampaikan· kepada segenap umat manusia sepanjang masa dan setiap persada.
Suatu sistem keyakinan dan tata-ketentuan yang mengatur segala· perikehidupan dan penghidupan asasi manusia dalam pelbagai hubungan: dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam lainnya.
Bertujuan: keridhaan Allah, rahmat bagi segenap alam, kebahagiaan di dunia dan akhirat.·
Pada garis besarnya terdiri atas akidah, syariatm dan akhlak.·
Bersumberkan Kitab Suci Al-Quran yang merupakan kodifikasi wahyu Allah· SWT sebagai penyempurna wahyu-wahyu sebelumnya yang ditafsirkan oleh Sunnah Rasulullah Saw.
Agama
Secara
garis besar, Ruang Lingkup Agama Islam menyangkup 3 hal pokok, yaitu :
- Aspek keyakinan yang disebut aqidah, yaitu aspek credial atau keimanan terhadap Allah dan semua yang difirmankan-Nya untuk diyakini.
- Aspek norma atau hukum yang disebut syariah yaitu aturan-aturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia, dan dengan alam semesta.
- Aspek perilaku yang disebut akhlak, yaitu sikap-sikap perilaku yang nampak dari pelaksanaan akidah dan syariah.
ketiga
aspek tersebut tidaklah berdiri sendiri, tetapi menyatu membentuk kepribadian
yang utuh pada diri seorang muslim seperti yang ditegaskan pada firman Allah
surat Al-Baqarah : 208.
Akidah dan syariah itu tidak dapat dipisahkan. Akidah
sebagai akarnya dan syariah sebagai batang dan dahan-dahannya sedangkan akhlaq
adalah buahnya.
Aqidah
Syariah/ibadah
saling berhubungan
Akhlaq
Antara
Aqidah, syariah dan akhlak masing-masing saling berkaitan. Aqidah atau iman
merupakan keyakinan yang mendorong seorang muslim untuk melaksanakan syariah.
Apabila syariah telah dilaksanakan berdasarkan aqidah akan lahir akhlak.
Dan
yang menjadi central adalah akhlaq. Sesuai dengan hadist Nabi yang artinya :
“Sesungguhnya aku diutus adalah untuk menyempurnakan
kemuliaan akhlaq”
Tujuan Agama
Salah satu tujuan agama adalah
membentuk jiwa nya ber-budipekerti dengan adab yang sempurna baik dengan
tuhan-nya maupun lingkungan masyarakat.semua agama sudah sangat sempurna
dikarnakan dapat menuntun umat-nya bersikap dengan baik dan benar serta
dibenarkan. keburukan cara ber-sikap dan penyampaian si pemeluk agama
dikarnakan ketidakpahaman tujuan daripada agama-nya. memburukan serta
membandingkan agama satu dengan yang lain adalah cerminan kebodohan si pemeluk
agama
Beberapa tujuan agama yaitu :
- Menegakan kepercayaan manusia hanya kepada Allah,Tuhan Yang Maha Esa (tahuit).
- Mengatur kehidupan manusia di dunia,agar kehidupan teratur dengan baik, sehingga dapat mencapai kesejahterahan hidup, lahir dan batin, dunia dan akhirat.
- Menjunjung tinggi dan melaksanakan peribadatan hanya kepada Allah.
- Menyempurnakan akhlak manusia.
·
1. Dapat mendidik jiwa manusia menjadi
tenteram, sabar, tawakkal dan sebagainya. Lebih-lebih ketika dia ditimpa
kesusahan dan kesulitan.
·
2. Dapat memberi modal kepada manusia untuk
menjadi manusia yang berjiwa besar, kuat dan tidak mudah ditundukkan oleh
siapapun.
·
3. Dapat mendidik manusia berani menegakkan
kebenaran dan takut untuk melakukan kesalahan.
·
4. Dapat memberi sugesti kepada manusia agar
dalam jiwa mereka tumbuh sifat-sifat utama seperti rendah hati, sopan santun,
hormat-menghormati dan sebagainya. Agama melarang orang untuk tidak bersifat
sombong, dengki, riya dan sebagainya.
FUNGSI AGAMA
- Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok
- Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia.
- Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah
- Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
- Pedoman perasaan keyakinan
- Pedoman keberadaan
- Pengungkapan estetika (keindahan)
- Pedoman rekreasi dan hiburan
- Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama.
Pengertian
Agama Samawi, Ardhi – Agama samawi atau disebut juga
agama langit, adalah agama yang dipercaya oleh para pengikutnya dibangun
berdasarkan wahyu Allah. Beberapa pendapat menyimpulkan bahwa suatu agama
disebut agama Samawi jika:
• Mempunyai definisi Tuhan yang jelas
• Mempunyai penyampai risalah (Nabi/Rasul)
• Mempunyai kumpulan wahyu dari Tuhan yang diwujudkan dalam Kitab Suci
• Mempunyai definisi Tuhan yang jelas
• Mempunyai penyampai risalah (Nabi/Rasul)
• Mempunyai kumpulan wahyu dari Tuhan yang diwujudkan dalam Kitab Suci
Di
dunia ini agama-agama besar yang dianggap agama samawi diantaranya Yahudi,
Kristen, Islam. Kebalikan dari agama samawi adalah Agama Ardhi.
Karakteristik
Agama Samai dan Agama Ardhi
Pesan Sponsor
Ada
beberapa ciri dan karakteristik utama yang membedakan antara agama samawi dan
agama ardhi, berikut ini akan sebutkan beberapa di antaranya saja yaitu :
1. Bukan tumbuh dari masyarakat, tapi diturunkan untuk masyarakat
Agama samawi tidak diciptakan oleh manusia lewat kontemplasi atau perenungan. Berbeda dengan agama Budha, yang diciptakan oleh Sidharta Gautama. Sang Budha konon dahulu duduk merenung di bawah pohon Bodi, lalu mendapatkan temuan-temuan berupa nilai-nilai kehidupan, yang kemudian dijadikan sebagai dasar agama itu.
1. Bukan tumbuh dari masyarakat, tapi diturunkan untuk masyarakat
Agama samawi tidak diciptakan oleh manusia lewat kontemplasi atau perenungan. Berbeda dengan agama Budha, yang diciptakan oleh Sidharta Gautama. Sang Budha konon dahulu duduk merenung di bawah pohon Bodi, lalu mendapatkan temuan-temuan berupa nilai-nilai kehidupan, yang kemudian dijadikan sebagai dasar agama itu.
Demikian
juga, agama samawi sangat jauh berbeda dengan konsep pengertian agama menurut
beberapa ilmuwan barat, yang memandang bahwa asalkan sudah mengandung
pengabdian kepada suatu kekuatan tertentu, atau ada ajaran tertentu, atau ada
penyembahan tertentu, maka sudah bisa disebut agama.
Umumnya
para ilmuwan barat cenderung menganggap sebuah aliran kepercayaan, spiritulisme
tertentu serta nilai-nilai tertentu sebagai sebuah agama.
Sementara
konsep agama samawi adalah sebuah paket ajaran lengkap yang turun dari langit.
Kata samawi mengacu kepada arti langit, karena tuhan itu ada di atas langit
menurunkan wahyu. Wahyu bukan sekedar kata-kata ghaib atau magis, melainkan
berisi hukum dan undang-undang yang mengatur semua tatanan hidup manusia, mulai
dari masalah yang paling kecil hingga yang paling besar. Dari masalah mikro
sampai masalah makro.
Agama
samawi tidak pernah menciptakan sendiri ajarannya, tetapi menerima ajaran itu
dari atas langit begitu saja. Berbeda dengan agama ardhi, di mana ajarannya
memang diciptakan, disusun, dibuat dan diolah oleh sesama makhluk penghuni
bumi, manusia.
2.
Disampaikan oleh manusia pilihan Allah, utusan itu hanya menyampaikan bukan
menciptakan
Karena agama samawi datang dari tuhan yang ada di langit, dan tuhan tidak menampakkkan diriNya secara langsung, maka agama samawi mengenal konsep kenabian.
Karena agama samawi datang dari tuhan yang ada di langit, dan tuhan tidak menampakkkan diriNya secara langsung, maka agama samawi mengenal konsep kenabian.
Fungsi
dan tugas nabi ini adalah menyampaikan semua kemauan, perintah, aturan,
syariah, undang-undang dari tuhan kepada umat manusia. Seorang nabi tidak
diberi wewenang untuk menciptakan ajaran sendiri. Nabi bukan manusia setengah
dewa, maka tidak ada konsep penyembahan kepada nabi.
Dalam
konsep agama samawi, seorang nabi hanyalah seorang manusia biasa. Dia bisa
lapar lalu makan, dia bisa haus lalu minum, dia juga bisa berhasrat kepada
wanita lalu dia menikah. Namun di balik semua sifat kemanusiaannya, seorang
nabi mendapat wahyu dari langit. Serta mendapatkan penjagaan dan pemeliharaan
dari langit agar tidak melakukan kesalahan.
Satu
lagi fungsi seorang nabi yang tidak boleh dilupakan, yaitu sosok diri seorang
nabi dijadikan suri tauladan, contoh hidup yang nyata, dan model untuk bisa
ditiru oleh manusia.
3.
Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia
Perbedaan lainnya lagi antara agama samawi dan agama ardhi adalah bahwa tiap agama samawi memiliki kitab suci yang turun dari langit. Kitab suci itu datang langsung dari tuhan, bukan hasil ciptaan manusia.
Perbedaan lainnya lagi antara agama samawi dan agama ardhi adalah bahwa tiap agama samawi memiliki kitab suci yang turun dari langit. Kitab suci itu datang langsung dari tuhan, bukan hasil ciptaan manusia.
Diturunkan
lewat malaikat Jibril alaihissalam, kepada para nabi. Lalu para nabi
mengajarkan isi wahyu itu kepada umatnya. Jadilah kumpulan wahyu itu sebagai
kitab suci. Itu adalah proses turunnya Al-Quran. Atau bisa jadi Allah SWT
menurunkan kitab itu sekaligus dalam satu penurunan, seperti yang terjadi para
kitab-kitab suci yang turun kepada Bani Israil.
Sedangkan
agama ardhi seperti Hindu, Budha, Konghucu, Shinto, dan lainnya, meski juga
punya kitab yang dianggap suci, namun bukan wayhu yang turun dari langit. Kitab
yang mereka anggap suci itu hanyalah karangan dari para pendeta, rahib, atau
pun pendiri agama itu. Bukan wayhu, bukan firman, bukan kalamullah, bukan
perkataan tuhan.
Dari
sisi isi materi, umumnya kitab suci agama samawi berisi aturan dan hukum.
Kitab-kitab itu bicara tentang hukum halal dan haram. Adapun kitab suci agama
ardhi umumnya lebih banyak bicara tentang pujian, kidung, nyanyian,
penyembahan.
4.
Konsep tentang Tuhannya adalah tauhid
Agama samawi selalu mengajarkan konsep ketauhidan, baik Islam, yahudi atau pun nasrani. Tuhan itu hanya satu, bukan dua atau tiga, apalagi banyak.
Agama samawi selalu mengajarkan konsep ketauhidan, baik Islam, yahudi atau pun nasrani. Tuhan itu hanya satu, bukan dua atau tiga, apalagi banyak.
Sedangkan
agama ardhi umumnya punya konsep bahwa tuhan itu ada banyak. Walau pun ada yang
paling besar dan senior, tetapi masih dimungkinkan adanya tuhan-tuhan selain
tuhan senior itu, yang boleh disembah, diagungkan, diabdi dan dijadikan
sesembahan oleh manusia.
Konsep
bertuhan kepada banyak objek ini dikenal dengan istilah polytheisme. Agama dan
kepercayaan yang beredar di Cina telah mengarahkan bangsa itu kepada
penyembahan dewa-dewa. Ada dewa api, dewa air, dewa hujan, dewa tanah, dewa
siang, dewa malam, bahkan ada dewa yang kerjanya minum khamar, dewa mabok.
Kepercayaan
bangsa-bangsa di Eropa pun tidak kalah serunya terhadap konsep dewa-dewa ini.
Semua bintang di langit dianggap dewa, diberi nama dan dikait-kaitkan dengan
nasib seseorang. Kemudian ada dewa senior di gunung Olympus, Zeus namanya. Dewa
ini punya anak, setengah dewa tapi setengah manusia, Hercules namanya. Lalu para
dewa itu bertindak-tanduk seperti manusia, bahkan hewan. Ada yang perang, ada
yang berzina, ada yang mabuk-mabukan bahkan ada dewa yang kerjaannya melacurkan
diri.
Kepercayaan
bangsa Romawi kuno hingga hari ini masih saja berlangsung di masyarakat barat,
mereka masih sangat kental mempercayai adanya dewa-dewa itu.
Agama
samawi datang kenolak semua konsep tuhan
banyak dan beranak pinak. Dalam konsep agama samawi, tuhan hanya satu. Dia Maha
Sempurna, tidak sama dengan manusia, Maha Agung dan Maha Suci dari segala sifat
kekurangan. Selain tuhan yang satu, tidak ada apa pun yang boleh disembah. Maka
tidak ada paganisme (paham kedewaaan) dalam agama samawi.
Penyimpangan
Nasrani dan Yahudi dari Karakteristik Agama Samawi
Sebagai
agama samawi, agama nasrani dan yahudi awalnya memenuhi 4 kriteria di atas.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, satu persatu karakteristik itu tanggal
dan lenyap. Sepeninggal para nabi mereka, keadaan menjadi berubah 180 derajat.
1.
Agama Diciptakan oleh Tokoh Agama
Tidak ada lagi konsep bahwa agama itu berasal dari tuhan, sebab para pemuka agama baik pendeta, rahib, atau pun tokoh spiritul mereka telah mulai membuat sendiri agama itu, tambahan demi tambahan di sana sini mulai dibuat. Pengurangan-pengurangan juga acap dilakukan. Walhasil, dalam waktu yang singkat, agama nasrani dan yahudi sudah bukan lagi bersifat samawi, karena nyaris sudah dipermak habis-habisan oleh para tokohnya.
Tidak ada lagi konsep bahwa agama itu berasal dari tuhan, sebab para pemuka agama baik pendeta, rahib, atau pun tokoh spiritul mereka telah mulai membuat sendiri agama itu, tambahan demi tambahan di sana sini mulai dibuat. Pengurangan-pengurangan juga acap dilakukan. Walhasil, dalam waktu yang singkat, agama nasrani dan yahudi sudah bukan lagi bersifat samawi, karena nyaris sudah dipermak habis-habisan oleh para tokohnya.
Allah
subhanahu wata’ala tegas sekali menyatakan bahwa apa dilakukan oleh umat
nasrani dan yahudi itu sama saja dengan menyembah para tokoh agama.
Mereka
menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain
Allah dan Al-Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan
yang Esa, tidak ada Tuhan selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka
persekutukan.(QS. At-Taubah: 31)
Para
tokoh agama nasrani dan yahudi dilaknat oleh Allah karena mereka punya kebiasan
mengubah isi kitab suci. Dan umat Islam tidak terlalu diminta untuk berharap
terlalu banyak dari umat nasrani dan yahudi untuk beriman.
Apakah
kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari
mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka
memahaminya, sedang mereka mengetahui? (QS. Al-Baqarah: 75)
2.
Menyembah Nabi dan Orang Shalih
Penyimpangan berikutnya adalah umat nasrani dan yahudi sudah tidak lagi menyembah Allah yang Esa, tetapi menambahi satu lagi sebagai tuhan baru (junior), yaitu nabi mereka sendiri.
Penyimpangan berikutnya adalah umat nasrani dan yahudi sudah tidak lagi menyembah Allah yang Esa, tetapi menambahi satu lagi sebagai tuhan baru (junior), yaitu nabi mereka sendiri.
Konsep
kenabian agama samawi telah mereka hancurkan, diganti dengan konsep penyembahan
kepada orang suci. Maka dibuatlah patung-patung para nabi dan orang-orang
shalih. Patung itu semula hanya sekedar untuk pengingat, namun beberapa
generasi berikutnya mulai memberikan takzhim, penghormatan hingga berakhir
dengan penyembahan.
Ketika
nabi Muhammad SAW dilahirkan di Makkah tahun 570 Masehi, di seputar ka’bah
sudah bertengger 360 patung para nabi dan orang shalih. Dari mana datangnya
patung-patung yang disembah?
Awalnya
datang dari negeri Yaman yang saat itu berpenduduk nasrani. Umat nasrani
sedunia 500-an tahun setelah ditinggalkan oleh nabi Isa alaihissama, sudah
menjadi penggemar penyembahan patung nabi dan orang shalih mereka.
Dari
mana datangnya penyembahan patung di kalangan umat nasrani?
Datang
dari Eropa, ibukota dan surga para dewa sesembahan. Patung dan penyembahan
berhala datang dari Eropa para saat negeri Eropa didatangi oleh agama nasrani
yang masih bersih dari bumi Palestina.
Sayang
sekali, agama nasrani ini meski diterima di Eropa, namun nasibnya apes sekali.
Alih-alih mentauhidkan bangsa Eropa, agama ini malah diberhalakan di Eropa.
Masuklah paham keberhalaan khas Eropa dan diasimilasi di dalam agama nasrani.
Sampai 300 tahun kemudian, resmilah nabi Isa naik pangkat menjadi tuhan dalam
pemahaman agama ini. Lalu bunda Mariam yang di dalam Quran disebutkan sebagai
wanita yang suci dan beriman, juga ikut-ikutan dijadikan tuhan, disembah dan
dipatungkan.
Ketika
Al-Quran turun 200 tahun kemudian, vonis Allah kepada agama dan orang-orang
nasrani yang berpaham Polytheisme ini tegas dan jelas: KAFIR.
Sesungguhnya
telah kafirlah orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih
putera Maryam”, padahal Al-Masih berkata, “Hai Bani Israil, sembahlah Allah
Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, maka pasti
Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada
bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (QS. Al-Maidah: 72)
Sesungguhnya
kafirlah orang0orang yang mengatakan, “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang
tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika
mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang
kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.(QS. Al-Maidah: 73)
3.
Memalsu Kitab Suci
Kitab suci Injil yang asalnya adalah firman Allah subhanahu wata’ala, lama kelamaan berubah isinya menjadi karangan Petrus, Yohanes, Markus, Lukas, dan lainny. Bukan lagi firman Allah tetapi karangan manusia.
Kitab suci Injil yang asalnya adalah firman Allah subhanahu wata’ala, lama kelamaan berubah isinya menjadi karangan Petrus, Yohanes, Markus, Lukas, dan lainny. Bukan lagi firman Allah tetapi karangan manusia.
Kitab
itu lalu diperdebatkan keotentikannya oleh mereka sendiri, maka berdirilah
sekte-sekte yang saling berbeda. Muncul aliran-aliran gereja yang saling
mengkafirkan.
Awalnya
bermula dari tidak adanya naskah asli Injil. Yang ada hanya catatan-catatan
yang tidak pernah terjaga keasliannya. Ditambah lagi ciri khas para pemuka
agama nasrani yang punya hobi membuat tambahan, sisipan, bahkan sampai
menghapus naskah asli, demi sekedar kepentingan pribadi.
Demikian
sedikit penjelasan tentang agama samawi dan agama ardhi serta malapetaka
yang menimpa pada agama samawi, yahudi dan nasrani. Adapun agama Islam, tetap
kokoh, konsisten, konsekuen dan mantap dalam karakteristiknya sebagai agama
samawi. Tidak ada penciptaan agama, tetapi agama itu datang dari Allah 100 persen,
tidak ada penambahan dan pemalsuan kitab suci, tidak pernah menyembah nabi,
juga tidak pernah menduakan Allah. (Oleh: Ahmad Sarwat, Lc –
www.ustsarwat.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar